Minggu, 24 Juli 2022

Tersesat Mencari Roro Jongrang di Yogyakarta


Siapa yang tak mengenal Roro Jongrang? Tokoh dongeng yang menemani masa kecil anak-anak Indonesia yang diceritakan sebagai wanita yang ingin dipersunting Bandung Bondowoso sebagai permaisurinya tapi Roro Jongrang malah menolak dan berakhir menjadi salah satu dari candi tersebut. Ya demikianlah kisah singkat dari Roro Jonggrang, tapi disini aku tidak ingin menceritakan kisahnya dengan lengkap karena toh ya pasti ada dibuku-buku sejarah, hanya ceritaku dan temanku yang tidak ada di buku sejarah, jadi mari disimak. Haha

Cerita ini bermula dengan rumor yang seakan benar, kalau perempuan gak bisa baca maps ! haha saat itu aku meyakini nya 100 %, tapi kalau sekarang 50:50 deh, karena ternyata banyak kasus traveler disasarkan oleh maps ( ceritanya pembelaan diri).

Jadi ditahun 2016 aku dan seorang temenku sebut saja namanya Bhie ( bukan bhiehun ya bun ) mengunjungi kota Yogyakarta. Dua hari terbuang sia-sia karena aku sakit ( ceitanya bakal aku buat terpisah ). Jadi di hari ke 3 saat aku ngerasa sedikit fit, aku memaksakan diri untuk pergi, karena toh ya udah sampai masa’ gak kemana-mana, terlebih ini kali pertama si Bhie ke Yogya, aku makin gak tega ( huhuu,maafin aku ya Bhie ).

Jadi karena aku belum fit 100%, si bhie bertindak jadi juru mudi motor yang kita sewa dari hostel dan aku si wanita lemah tak berdaya ini duduk dibelakang dan bertindak sebagai navigator ! tapi aku tidak masalah, toh tinggal masukkan tujuan dilayar handphone sat set sat set sampe deh seperti sebelum-sebelumnya, jadi menurutku ah…gampang lah ini. Tapi…tidak semudah itu ferguso ! wanita lemah fisik ini ternyata juga lemah otak !! entah apa yang merasukiku saat itu sehingga aku sendiri tidak tau apa yang kujadikan sebagai titik tujuan (padahal aku sangat yakin aku mengetik “candi prambanan” di layar handphoneku !.alhasil kita menyasar tak karuan memasuki desa-desa yang bahkan kami tidak tahu itu dimana, gubrak!!

Hari itu perjalanan kami juga disertai hujan gerimis, sehingga temanku yang sangat perhatian memberikan ide untuk memakai jas hujan. Tapi sialnya jas hujan yang tersedia bukan jas hujan berupa baju, tetapi berupa mantel, dimana penumpang dibelakang harus menutup seluruh badan agar tidak kehujanan. Double kill, udah nyasar,kehujanan pula ! jalan yang kami lalui kurasakan berliku dan menanjak mengikuti arahan si maps tadi, makin kedalam suasana semakin “desa” aku bisa lihat karena sedikit mengintip dari balik mantel hujan. Akhirnya karena tidak kunjung menemukan tanda-tanda rumah Roro Jonggrang yang berupa candi itu akhirnya si bhie memutuskan berhenti setelah menemukan seorang bapak-bapak yang akan pergi ke sawah/ladang. Kok bisa tau? Lah iya, si bapak bawa cangkul, hahaha.

Kami pun berhenti dan aku pun keluar dari tempat "persembunyianku" dan terkejut, omaigaattthh! Kita di… manaa?! Dan langsung saja kami menargetkan bapak itu sebagai info utama mencari Roro Jonggrang. Semudah itu ? oh…tentu tidak! Si bapak gak bisa Bahasa Indonesia ....huaaaaa.......mau nangis ….maksudnya gini guys, si bapak ngerti kami nyari candi Prambanan tapi dia hanya bisa bahasa Jawa dan kami berdua ?? wanita yang kurang pengetahuan Bahasa tidak mengerti apa yang bapak itu katakan. Dah lah, gagal kayaknya ke candi, udah pasrah! Tapi si bapak merasakan kegelisahan yang kami rasakan jauh-jauh datang dari Sumatera demi ketemu Roro Jonggrang akhirnya memberhentikan sebuah sepeda motor dan menjelaskan kepada si mas nya ( ceilee…mas-mas jogja nih ) kalau kami kesasar dan tolong diantar ke Prambanan. Dan voila…! Alhamdulillah si mas-mas nya mau anter. Hhuhuhuhu….sini peluk. Hahaha

Jadi akhirnya kami di antar dengan mas-mas nya yang bawa motor, fyi mas nya ada dua orang, jadi akhirnya kami wanita lemah fisik,lemah otak dan lemah bahasa ini dibonceng donk…hihihi ah, si mas nya bisa bae supaya boncengin cewe cantik kayak kita ( becanda ya guys).

Karena diboncengin aku dan mas nya sedikit bercerita, ternyata mas nya pernah kerja juga di Medan, tapi gak lama, aku pun cerita kalau kami nyasar karena maps ( alesan…alesan ). Sebenernya kami ngobrol luamyan banyak sih, cuma yaa…aku lupa aja Sebagian. Ternyata kalau dibawa sama orang yang tepat perjalanan jadi gak terasa ya , maksudnya yang bener tau jalan loh..hahaha. Tau-tau kami pun akhirnya sampe di gerbang masuk kompleks candi Prambanan dan berpisah dengan kedua mas-mas jogja tadi setelah mengucapkan terimakasih.

Setelah mereka pergi baru lah kami berdua menertawakan kebodohan kami. Ya masa’ kompleks candi segede gini bisa kami nyasar. Hahaha. Ada – ada aja emang , tapi kalau gak nyasar kami gak akan ketemu orang-orang baik diperjalanan. Hal ini membuat aku yakin bahwa orang baik itu masih banyak guys…jadi jangan takut hanya karena kita pendatang, yang penting tetap sopan dan menghargai warga setempat. Oh Roro Jonggrang, sampai juga akhirnya kami di kompleks rumahmu…roro….roro…main yuk !.

Akhirnya bisa main sama Roro 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar