Minggu, 12 April 2020

Menjajal transportasi publik di Malaysia

Berkunjung ke suatu daerah atau negara baru bagi sebagian orang bukan hal baru lagi, tapi bagi saya itu merupakan kesempatan luar biasa yang tidak bisa diulang, bahkan membayangkan kembali sisa - sisa memori itu ( duileee ) bikin senyum - senyum sendiri. Bagaimana tidak? Begitu banyak pengalaman didapat berkat keluyuran ini, mulai dari masyarakat lokal maupun teman seperjalanan.
Salah satu yang menjadi pengalaman baru bagi saya adalah ketika mencoba beberapa moda transportasi di Malaysia, tepatnya di Kuala Lumpur, Seremban dan Malaka. Ya, saya berkesempatan mengunjungi tempat-tempat tersebut setelah berjuang ngumpulin recehan yang saya punya sehingga jadi tiket PP dan lembar - lembar pecahan ringgit. Sebagai anak muda (uhukk...) yang tinggal di salah satu kota di Indonesia, transportasi yang saya gunakan sehari-hari adalah sepeda motor matic kesayangan ( yaa...karena saat ini dia yang setia, jadi saya sayang deh ...ehemm) menjajal moda transportasi merupakan hal yang patut dicoba ( baca : kere ) apalagi transportasi di setiap negara atau daerah bisa berbeda-beda. Nah berikut adalah moda transportasi yang saya coba selama di Malaysia. Cekidot ...

1. LRT dkk


Uppsss....gaya dulu ...

 Light Rail Transit atau di singkat jadi LRT merupakan moda transportasi yang banyak digunakan masyarakat di perkotaan. Kenapa ? Karena moda transportasi ini cepat, nyaman dan menurut saya murah meriah. Kami biasa menggunakan LRT dari KL sentral menuju Bukit Bintang atau saat kami akan mengunjungi ikon nya Malaysia ( lupa turunnya dimana, hahaha) .

Tapi ketika di jam sibuk penumpang LRT bisa membludak , bahkan saya harus rela berdiri beberapa saat ditengah himpitan daging dan lemak manusia lainnya , btw karena badan aku kecil jadi ketika berhimpitan aku seolah-olah hilang!! Jleepp!! 

Cara beli tiketnya gimana ?? Nah ...ternyata gampang banget, kamu tinggal mencari mesin - mesin otomatis yang ada disekitar pintu masuk LRT , layarnya sudah touchscreen jadi jangan cari- cari tombol ya :) nah, kamu tinggal sentuh saja dan cari tujuan pemberhentianmu, masukkan jumlah penumpang, mesin akan otomatis menghitung ongkos yang harus kamu bayar. Setelah muncul jumlah uang yang harus disetor, maka bersiaplah memasukkan uang atau coin. Petunjuk dimesin juga akan memperlihatkan uang dengan pecahan berapa saja yang bisa masuk dan ....walaaaa....tiket akan muncul dibagian bawah mesin. 

Oiyaa....tiket bukan berupa kertas ya ...hanya koin plastik berwarna biru bundar yang bisa dipindai saat akan melewati pintu masuk. Koin ini juga jangan sampai hilang karena akan digunakan saat keluar dari LRT, jadi jaga betul - betul ya seperti kamu menjaga si dia . Bukakakak.

2. KTM

KTM bukan singkatan dari Kartu Tanda Mahasiswa ya melainkan Keretapi Tanah Melayu. Weewww.... 

Jadi KTM ini konsepnya sih sama aja dengan MRT dan sejenisnya jadi tidak banyak yang bisa dijelaskan. Well ... Kenapa cobain KTM ?? Yupp .... sebenarnya saya dan teman-teman saya akan bertolak ke Malaka untuk menghabiskan sisa hari di Malaysia, lalu salah satu teman menawarkan untuk mengunjungi kota tempat tinggal adiknya yang kebetulan menikah dengan warga negara Malaysia, silaturahmi kenapa ditolak....selagi ada waktu ayok kemon saja..hahaha
Jadilah kami check out penginapan dan kembali menggeret koper ke KL sentral dan menuju stasiun KTM di bagian bawah. Sebenarnya ada pilihan lain selain KTM yaitu bus, tapi kami lebih memilih KTM karena penasaran aja gitu naik KTM yang mirip-mirip MRT kayak jekardaahh punya ( maklum, dimedan belum ada haha ) 

Awalnya kami berfikir membeli tiket KTM seperti membeli tiket di LRT jadilah kami sibuk memperhatikan mesin-mesin yang buanyak berjejeran itu, alih - alih mendapatkan tiket kami malah buntu harus kemana, setelah bertanya akhirnya kami menemukan kantor penjualanan tiket KTM. Jadi untuk bisa menaiki KTM para penumpang harus memiliki sebuah kartu yang bisa dipindai dan top up. Bukan koin plastik biru seperti di LRT. Karena kami adalah pelancong maka untuk pembelian kartu sendiri kami harus memberikan data sesuai paspor kami ( mungkin memang seperti itu kali yaa ) setelahnya kami harus membayar sekitar 13 RM/orang ( kalau tidak salah ingat), itu sudah termasuk saldo awal yang bisa kami pakai untuk menuju seremban. Setelah mendapat kartu kami pun cepat-cepat masuk untuk menunggu KTM nya datang, fiuhh lega deh ( biarpun ada drama sedikit).
Kartu komuter line, kece ya

Penampilan KTM sendiri menurut saya ciamik, bersih dan kekinian dan yang lebih spesialnya lagi gerbong wanita dan lelaki dibuat terpisah , yahh jadi ga bisa melirik lelaki Malaysia donk. Hahaha

3. Bus 
Duduk gak manis di "bus percuma"

Saya dan teman-teman menggunakan moda transportasi bus dalam beberapa kesempatan. Pertama saat tiba di KLIA untuk menuju KL sentral, dari bandara kami menggunakan bus yang menurut saya tidak jauh berbeda dengan bus-bus yang biasa saya temukan di Medan, dan lagi bus yang saya tumpangi agak bau sehingga agak mual, hasilnya saya memilih tidur untuk mengusir mual ketimbang melihat keadaan kota.

Kedua, kami menggunakan bus saat berada di kawasan perkotaan, tepatnya di bukit bintang saat akan menuju pasar seni. Kami menggunakan "bus percuma" alias bus gratis ( senengnya ketika ketemu yang gratis-gratis :p ) selama didalam bus tidak usah khawatir akan terlewat tujuan, bus biasanya berhenti di titik-titik tertentu, keadaan bus juga nyaman, ada priority seat untuk para orang tua dan sudah dilengkapi AC hheemmm , bus percuma ini juga beroperasi sampai larut malam, jadi jangan khawatir kehilangan momen gratis. Hahaha...jadi ketika kamu main ke sekitar bukit bintang dan melihat ada tulisan "bus percuma" jangan ragu-ragu, sikat terosss...

Ketiga dan yang paling favorit saya adalah ketika naik bus dari seremban - Malaka PP dan seremban- KLIA 1. Bus nya sungguh ciamik!! Bersih, wangi, teratur bayangkan saja saya yang biasa mabok bus kali ini betah bahkan tertidur pulas , hahaha.
Tapi ketika kamu naik bus di Malaysia jangan harap ada petugas yang memasukkan barang-barang kamu ke bagasi, semua harus dilakukan sendiri, petugas hanya membuka bagasi dan silahkan atur sendiri barang bawaan, berbeda sekali dengan di Medan, hahaha.

4. Taksi 

Yupp.... mengetahui bahwa sisa ringgit masih sisa banyak, boleh donk sesekali nyoba naik taksi. Yupp...kami akhirnya mencoba menaiki taksi dari stasiun Malaka menuju ikon nya Malaka, kota merah !! Mejelajah Malaka nanti saya ceritakan di post berbeda. 
Taksi di Malaysia ternyata tidak boleh membawa penumpang lebih dari 3 atau 4, orang jika tertangkap mereka bisa kena denda yang besar. Sedangkan kami ada 5 orang, kami awalnya tidak mengetahui hal ini sebelumnya karena sopir taksi oke saja ketika tawar harga dan mengetahui kalau calon penumpang nya berjumlah 5 orang, saat diperjalanan yang penuh himpitan ini lalu pak sopir menjelaskan tentang peraturan tersebut, tapi karena hari sudah sore maka ia berani ambil resiko. Menurutnya akibat wabah covid 19 turis yang datang menurun. Yupp...kami datang ke Malaysia saat wabah covid 19 mulai merebak di Wuhan, kasus di Malaysia sendiri masih berjumlah 3 orang sedangkan di Indonesia belum ditemukan. 
Kami pun akhirnya meminta sopir untuk menjemput kami kembali karena merasa nyaman.


Oke,,,itu lah beberapa moda transportasi yang saya coba waktu berkunjung ke Malaysia, semuanya menarik dan patut dicoba. Sampai jumpa di cerita selanjutnya...

^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar