Siapa
yang tak mengenal Roro Jongrang? Tokoh dongeng yang menemani masa kecil
anak-anak Indonesia yang diceritakan sebagai wanita yang ingin dipersunting
Bandung Bondowoso sebagai permaisurinya tapi Roro Jongrang malah menolak dan
berakhir menjadi salah satu dari candi tersebut. Ya demikianlah kisah singkat
dari Roro Jonggrang, tapi disini aku tidak ingin menceritakan kisahnya dengan
lengkap karena toh ya pasti ada dibuku-buku sejarah, hanya ceritaku dan temanku
yang tidak ada di buku sejarah, jadi mari disimak. Haha
Cerita
ini bermula dengan rumor yang seakan benar, kalau perempuan gak bisa baca maps
! haha saat itu aku meyakini nya 100 %, tapi kalau sekarang 50:50 deh, karena
ternyata banyak kasus traveler disasarkan oleh maps ( ceritanya pembelaan
diri).
Jadi
ditahun 2016 aku dan seorang temenku sebut saja namanya Bhie ( bukan bhiehun ya
bun ) mengunjungi kota Yogyakarta. Dua hari terbuang sia-sia karena aku sakit (
ceitanya bakal aku buat terpisah ). Jadi di hari ke 3 saat aku ngerasa sedikit
fit, aku memaksakan diri untuk pergi, karena toh ya udah sampai masa’ gak
kemana-mana, terlebih ini kali pertama si Bhie ke Yogya, aku makin gak tega (
huhuu,maafin aku ya Bhie ).
Jadi
karena aku belum fit 100%, si bhie bertindak jadi juru mudi motor yang kita
sewa dari hostel dan aku si wanita lemah tak berdaya ini duduk dibelakang dan
bertindak sebagai navigator ! tapi aku tidak masalah, toh tinggal masukkan
tujuan dilayar handphone sat set sat set sampe deh seperti sebelum-sebelumnya,
jadi menurutku ah…gampang lah ini. Tapi…tidak semudah itu ferguso ! wanita
lemah fisik ini ternyata juga lemah otak !! entah apa yang merasukiku saat itu
sehingga aku sendiri tidak tau apa yang kujadikan sebagai titik tujuan (padahal
aku sangat yakin aku mengetik “candi prambanan” di layar handphoneku !.alhasil
kita menyasar tak karuan memasuki desa-desa yang bahkan kami tidak tahu itu
dimana, gubrak!!
Hari
itu perjalanan kami juga disertai hujan gerimis, sehingga temanku yang sangat perhatian
memberikan ide untuk memakai jas hujan. Tapi sialnya jas hujan yang tersedia
bukan jas hujan berupa baju, tetapi berupa mantel, dimana penumpang dibelakang
harus menutup seluruh badan agar tidak kehujanan. Double kill, udah
nyasar,kehujanan pula ! jalan yang kami lalui kurasakan berliku dan menanjak
mengikuti arahan si maps tadi, makin kedalam suasana semakin “desa” aku bisa
lihat karena sedikit mengintip dari balik mantel hujan. Akhirnya karena tidak
kunjung menemukan tanda-tanda rumah Roro Jonggrang yang berupa candi itu
akhirnya si bhie memutuskan berhenti setelah menemukan seorang bapak-bapak yang
akan pergi ke sawah/ladang. Kok bisa tau? Lah iya, si bapak bawa cangkul,
hahaha.
Kami
pun berhenti dan aku pun keluar dari tempat "persembunyianku" dan terkejut,
omaigaattthh! Kita di… manaa?! Dan langsung saja kami menargetkan bapak itu
sebagai info utama mencari Roro Jonggrang. Semudah itu ? oh…tentu tidak! Si
bapak gak bisa Bahasa Indonesia ....huaaaaa.......mau nangis ….maksudnya gini
guys, si bapak ngerti kami nyari candi Prambanan tapi dia hanya bisa bahasa
Jawa dan kami berdua ?? wanita yang kurang pengetahuan Bahasa tidak mengerti
apa yang bapak itu katakan. Dah lah, gagal kayaknya ke candi, udah pasrah!
Tapi si bapak merasakan kegelisahan yang kami rasakan jauh-jauh datang dari
Sumatera demi ketemu Roro Jonggrang akhirnya memberhentikan sebuah sepeda motor
dan menjelaskan kepada si mas nya ( ceilee…mas-mas jogja nih ) kalau kami
kesasar dan tolong diantar ke Prambanan. Dan voila…! Alhamdulillah si mas-mas
nya mau anter. Hhuhuhuhu….sini peluk. Hahaha
Jadi
akhirnya kami di antar dengan mas-mas nya yang bawa motor, fyi mas nya ada dua
orang, jadi akhirnya kami wanita lemah fisik,lemah otak dan lemah bahasa ini
dibonceng donk…hihihi ah, si mas nya bisa bae supaya boncengin cewe cantik
kayak kita ( becanda ya guys).
Karena
diboncengin aku dan mas nya sedikit bercerita, ternyata mas nya pernah kerja
juga di Medan, tapi gak lama, aku pun cerita kalau kami nyasar karena maps (
alesan…alesan ). Sebenernya kami ngobrol luamyan banyak sih, cuma yaa…aku lupa
aja Sebagian. Ternyata kalau dibawa sama orang yang tepat perjalanan jadi gak
terasa ya , maksudnya yang bener tau jalan loh..hahaha. Tau-tau kami pun
akhirnya sampe di gerbang masuk kompleks candi Prambanan dan berpisah dengan
kedua mas-mas jogja tadi setelah mengucapkan terimakasih.
Setelah
mereka pergi baru lah kami berdua menertawakan kebodohan kami. Ya masa’
kompleks candi segede gini bisa kami nyasar. Hahaha. Ada – ada aja emang , tapi
kalau gak nyasar kami gak akan ketemu orang-orang baik diperjalanan. Hal ini
membuat aku yakin bahwa orang baik itu masih banyak guys…jadi jangan takut hanya
karena kita pendatang, yang penting tetap sopan dan menghargai warga setempat.
Oh Roro Jonggrang, sampai juga akhirnya kami di kompleks
rumahmu…roro….roro…main yuk !.
Akhirnya bisa main sama Roro |